Ketika Narasi Media Tak Sejalan dengan Suara Publik

Ming, 4 Mei 2025 21:07:42 Dilihat kali Author Dirno Kaghoo
ChatGPT Image May 4, 2025, 10_06_47 PM
Oleh: Dirno Kaghoo

Di tengah gencarnya publikasi keberhasilan pemerintah di berbagai kanal media daring, kita dihadapkan pada kenyataan yang justru berlawanan di ruang media sosial. Di satu sisi, media memberitakan pelayanan publik yang membaik dan tata kelola yang progresif; di sisi lain, masyarakat di media sosial mengeluhkan hal yang sama dengan nada frustrasi. Ini bukan hanya perbedaan persepsi—ini adalah gejala diskrepansi narasi dan realitas.

Dalam riset konten yang saya lakukan terhadap kanal media online dan media sosial, ditemukan bahwa isu pelayanan publik dan transparansi menjadi titik krusial dari kesenjangan tersebut. Media cenderung menyajikan narasi positif, sementara publik di media sosial menunjukkan kecenderungan kritis—bahkan sangat kritis.

Media dan Framing: Kenyataan yang Dibingkai Rapi
Media online masih menjadi sumber utama informasi publik, tetapi framing yang digunakan menunjukkan kecenderungan menghaluskan kenyataan. Isu pelayanan publik, misalnya, mendominasi pemberitaan (29,04%) dengan nilai framing tinggi. Artinya, konten-konten ini menekankan capaian pemerintah, pencitraan layanan, atau sekadar reproduksi dari rilis resmi tanpa kritik yang mendalam.

Begitu pula dengan kebijakan sosial yang juga mendapat sorotan positif. Namun yang mengejutkan adalah isu transparansi dan tata kelola, yang hanya menempati 16,43% pemberitaan, dan diberi nilai framing rendah—padahal ini menyangkut jantung dari demokrasi: keterbukaan dan akuntabilitas.

Media Sosial: Ruang Kritik yang Nyaring
Ketika publik diberi ruang tanpa kurasi, seperti di media sosial, potret yang muncul sangat berbeda. Isu pelayanan publik mendapat porsi tertinggi (36,8%) dan diberi label kritik sangat tinggi. Ini menunjukkan tingginya ketidakpuasan masyarakat terhadap pelayanan dasar yang diterima.

Tak kalah penting, isu transparansi dan tata kelola mendapat nilai kritik sangat tinggi pula (31,6%). Ini menjadi indikasi bahwa publik tidak hanya kecewa terhadap pelayanan teknis, tetapi juga terhadap proses-proses pemerintahan yang tertutup, tidak partisipatif, dan sulit diakses.

Jurang yang Mengkhawatirkan
Ketidaksesuaian ini patut diperhatikan serius, bukan hanya oleh pemerintah, tetapi juga oleh media. Ketika media cenderung menyajikan narasi aman, dan menghindari kritik tajam, maka fungsi kontrol sosial media menjadi lemah. Di sisi lain, publik yang merasa tidak didengar memilih melampiaskan kekecewaannya di media sosial—yang meskipun nyaring, kerap dianggap informal dan tidak terstruktur.

Diskrepansi ini adalah gejala dari krisis legitimasi narasi. Kita sedang menyaksikan institusi-institusi informasi kehilangan kredibilitasnya karena tidak merefleksikan suara riil masyarakat.

Menutup Jurang, Memulihkan Kepercayaan
Media harus kembali pada posisi kritisnya, tidak sekadar menjadi kanal komunikasi satu arah dari kekuasaan. Pemerintah juga harus belajar mendengar, bukan hanya merespons ketika sorotan sudah terlalu tajam untuk diabaikan.

Diskusi dan partisipasi publik bukanlah ancaman. Justru dari situlah kualitas pemerintahan diuji dan ditingkatkan. Narasi yang baik bukan yang membuat nyaman, tapi yang jujur dan berpihak pada realitas.

Penulis adalah peneliti isu komunikasi publik dan tata kelola pemerintahan.
Tulisan ini merupakan bagian dari hasil riset konten terhadap representasi isu pemerintahan dalam media daring dan media sosial.

Baja Juga

News Feed

Jurnal: Petani Pala: Untung atau Rugi?

Sen, 12 Mei 2025 16:50

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah petani pala di Pulau Siau memperoleh keuntungan atau mengalami kerugian dalam pengelolaan tanaman pala….

PDI PERJUANGAN SITARO SALURKAN BANTUAN UNTUK KORBAN BANJIR DAN LONGSOR DI TAGULANDANG

Jum, 9 Mei 2025 00:40

Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, 8 Mei 2025. Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro)…

Stok Melimpah, Harga Ikan di Pasar Ulu Terjangkau

Kam, 8 Mei 2025 10:33

Kamis, 8 Mei 2025 – Sitaro. Aktivitas belanja di Pasar Ulu hari ini menunjukkan situasi yang menggembirakan bagi konsumen. Stok ikan…

Ketua DPRD Sitaro Soroti Penyaluran PPPK dan Jabatan Rangkap di Lingkup Pemda

Rab, 7 Mei 2025 19:39

Siau, 7 Mei 2025 – Ketua DPRD Kabupaten Kepulauan Sitaro, Djon Ponto Janis, menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Daerah melalui Dinas…

DPRD Sitaro Sampaikan 7 Rekomendasi Strategis untuk Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan Daerah

Rab, 7 Mei 2025 19:27

Siau, 7 Mei 2025; Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) secara resmi menyampaikan catatan strategis…

e-Book: Satu Tubuh, Banyak Luka

Sel, 6 Mei 2025 19:50

Dalam perjalanan hidup, setiap jemaat adalah tubuh yang memiliki berbagai anggota, masing-masing dengan peran dan fungsinya yang berbeda. Namun, tubuh…

e-Book: Menuju Sitaro yang Lebih Baik

Sel, 6 Mei 2025 19:29

Buku ini merupakan hasil penelitian yang berfokus pada evaluasi pencapaian Indeks Desa Membangun (IDM) di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro…

Honor Guru “Sitaro Mengajar” Belum Dibayar, Dinas Pendidikan: Masih Dalam Proses

Sel, 6 Mei 2025 17:01

Sitaro, 6 Mei 2025 — Sejumlah guru di Kabupaten Kepulauan Sitaro mengeluhkan keterlambatan pembayaran honorarium program “Sitaro Mengajar” yang belum…

EBook Jurnal SitaroNews No 1-Vol 1-2025

Sel, 6 Mei 2025 13:43

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Sitaro direpresentasikan dalam ruang digital melalui analisis terhadap konten…

Pemetaan Isu Publik Sitaro Awal Mei 2025

Sel, 6 Mei 2025 09:26

Inilah hasil pemetaan isu publik pada awal Mei 2025 yang dilansir dari Sumber Isu: Media Sosial (Publik Sitaro). KONTEN 11….

Berita Terbaru

Pariwisata

Ekonomi

Visitor